
padahal aku tahu kamu sudah berjuang sepenuh hati untuk melupakan gadis itu.
tapi ueit, tahukah kamu saat pertama kali kamu memutuskan melupakannya…
kamu menangis..menangis ueit….
menangis seperti saat aku menangis karena kau pergi untuknya..
saat itulah keyakinanku bahwa kamu akan benar-benar melupakannya serasa kabut bagiku.. kabut yang akan sirna saat matahati bersinar lagi..
akankah kamu menghilang dariku..bila matahari itu bersinar untukmu..
bila terangku tak seterangnya..
keraguanku datang… muncul dan mendorongku dengan kuat..untuk melupakanmu
keraguanku memaksaku untuk mencari teman baru yang mengisi hatiku…
keraguanku membuatku bimbang..tapi aku ingin tetap bersamamu..
diawal ueit terus menerima sms, telepon, email dari gadis itu..
keberatan-keberatan karena ditinggalkan..
keinginan-keinginan yang belum terwujud..
rencana-rencana yang belum terlaksana..
janji-janji yang harus terpenuhi…
sakit hati yang mendera karena tidak dipilih..
saat itu aku hanya..membaca..tanpa komentar..tapi hatiku sedih..
betapa aku telah melukai orang lain…
aku melukai gadis itu dan aku menyakiti ueit karena memisahkan kalian..
ueit, pernahkan kukatakan padamu;
‘ueit, maaf aku membuatmu menangis karena aku memintamu memilih’
‘ueit, kalau kau amat menyanyanginya, aku rela… aku bisa pergi…’
‘ueit, kalau kamu memilih dia, aku ngga pengen ketemu kamu lagi..’
‘ueit, mungkin kamu pengen ketemu papi karena beliau deket denganmu…aku ngga keberatan, karena saat kamu datang aku akan pergi..’
tapi kamu tetap memilihku dengan seribu satu alasan… kamu meyakinkanku…
hingga aku akhirnya menerima…
tapi ueit,
saat sekarang kamu sembunyi-sembunyi menerima sms atopun telepon darinya..
saat sekarang kamu sembunyi-sembunyi mencari berita tentangnya
aku masih suka sakit hati…
akankah aku melupakan sakit hatiku…
dan berpura-pura tidak terjadi apapun padamu..
entahlah aku masih sakit hati..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar