Jumat, 30 Oktober 2009

apa lagi yang bisa kuberikan?

Kesalahan itu hanya terjadi sekali, dan ternyata benar-benar menghancurkan hatinya. Aku meminta maaf dengan menangis aku bilang ini tak akan terulang lagi. Ternyata aku masih mendendam. Ternyata aku masih belum mampu menerima kesalahannya. Ternyata semua rasa yang kuungkap adalah usahaku untuk melupakan apa yang telah menimpaku. Ternyata luka itu hanya kering di luarnya saja, namun didalam masih ada luka yang basah dan bernanah. Aku, hingga hari ini masih berusaha melupakan rasa sakit yang masih berdenyut. Aku, sampai hari ini masih berusaha untuk tidak berurai air mata ketika melihatnya.

Apalah aku? Hanya ini yang aku punya, hanya sedikit yang kusisakan.
Apalah aku? Hanya orang biasa yang tak ada kelebihannya kecuali berat badan dan masalah kerja.
Apalah aku? Hanya perempuan yang tidak pernah dilihat lebih oleh siapa pun.
Apalah aku? Bila dibandingkan dengan bunga-bunga cantik, yang mengelilingi dan mengaguminya.
Apalah aku? Aku hanya seorang anak yang amat sangat mencintai ayahnya.

Apa yang harus aku lakukan untuk melupakan semua ini?????????
Ada saatnya aku melangkah tanpa melihat, namun catatan itu telah menggores di lembar hatiku. Goresannya terlalu dalam hingga susah aku untuk menghapusnya. Tak luntur tinta ini meskipun aku telah menggosoknya hingga berdarah, meski aku telah membakarnnya, meski aku telah membuangnya..tetap saja goresan itu tak hilang.

Bilakah ada yang mau membantuku melupakannya???
Meskipun aku tahu sejarah tak akan terlupa, akan selalu tercatat. Bilakah ada yang mengajariku untuk menerima? Bilakah ada yang mau mengajariku untuk menjadi ikhlas, menerima apa yang harus aku hadapi.Aku selalu mudah melupakan, aku selalu mudah menerima, aku selalu mudah melewati, tapi yang ini.... ini telalu buruk bagiku. Aku masih belum ikhlas, aku masih selalu bertanya-tanya. Aku masih selalu berurai air mata. Aku masih selalu merasakan nyeri. Aku masih selalu marah. Aku masih selalu cemburu. Kata temanku... karena aku telalu cinta...
Kata temanku tak seharusnya keberikan cinta yang besar padnya.
Kata temanku tak semestinya dia menerima cinta yang besar ini bila tak mampu menjaganya.

Aku masih sedih, setiap wajah penuh airmatanya membayangiku, wajah yang menderita ketika harus memutuskan cintanya...

apa lagi yang bisa kuberikan?

Tidak ada komentar: